Selasa, 09 Agustus 2011

Rasulullah belajar al-Qur'an di bulan Ramadhan dari Jibril



Soal: Apakah mungkin diambil faedah dari pengajaran Jibril kepada Nabi SAW (bacaan) al-Qur’an pada bulan Ramadhan akan keutamaan mengkhatamkan al-Qur’an?

Jawab:

Dari perististiwa tersebut bisa diambil pelajaran bahwa disunnahkan bagi seorang mukmin untuk mempelajari al-Qur’an kepada orang yang menyampaikan manfaat dan mengajarkannya, karena Rasulullah SAW belajar kepada Jibril untuk mengambil manfaat karena Jibril dia yang datang dari Allah dia utusan antara Allah dan para rasul-Nya. Dan Jibril pasti memberikan manfaat kepada Nabi SAW banyak hal dari sisi Allah, dari sisi mengucapkan huruf-huruf al-Qur’an, dari sisi makna-makna yang Allah kehendaki. Apabila seseorang belajar kepada orang yang membantunya untuk memahami al-Qur’an, kepada orang yang membantunya untuk mengucapkan lafadz-lafadz al-Qur’an maka ini adalah sesuatu yang harus dilakukan, sebagaimana Nabi SAW belajar kepada Jibril. Bukan maksudnya bahwa Jibril lebih utama daripada Nabi SAW, akan tetapi Jibril adalah utusan yang datang dari Allah menyampaikan kepada Rasulullah SAW apa yang Allah perintahkan kepadanya dari sisi al-Qur’an, sisi lafadz-lafadznya dan sisi makna-maknanya. Maka Rasulullah SAW mengambil manfaat dari Jibril dari sisi ini, bukan karena Jibril lebih utama dari Rasulullah SAW, akan tetapi Rasulullah SAW seutama-utamanya manusia dan lebih utama dari para malaikat, akan tetapi pembelajaran tersebut di dalamnya ada kebaikan yang banyak bagi Nabi SAW kepada umatnya, karena itu mempelajari apa yang datang dari sisi Allah dan agar Nabi SAW mengambil manfaat dari apa yang datang dari sisi Allah ‘Azza wa Jalla.

Di dalamnya ada faedah yang lain yaitu bahwa belajar di waktu malam lebih utama dari siang hari, karena belajarnya Nabi SAW pada waktu malam, dan bisa diketahui bahwa waktu malam lebih dekat kepada terkumpulnya hati, hadirnya hati dan mengambil faedah lebih banyak dari pada waktu siang.

Di dalamnya ada beberapa faedah juga: Disyariatkannya belajar dan itu amal shalih sampai walau bukan Ramadhan karena di dalamnya ada faedah bagi setiap dari keduanya (yang mengajar dan yang diajari). Dan kalau mereka lebih dari dua orang maka tidak mengapa setiap dari mereka mengambil manfaat dari saudaranya, menyemangatinya untuk membaca al-Qur’an, menggugahnya untuk membaca al-Qur’an mungkin saja dia tidak ada semangat untuk membaca al-Qur’an jika sendirian, namun tatkala dia memiliki teman yang mengajarinya atau ada bebarapa teman maka hal ini akan membuatnya lebih semangat dan giat untuk membaca (mempelajari) al-qur’an disertai dengan besarnya manfaat yang bisa diperoleh oleh mereka dari mengulang dan membaca apa yang tidak mereka pahami, semua itu mengandung kebaikan yang banyak.

Dan mungkin juga bisa dipahami dari peristiwa tersebut bahwa membaca al-Qur’an seluruhnya dari imam dalam shalat berjamaah di bulan Ramadhan termasuk jenis belajar karena dalam hal ini ada pemberian manfaat kepada mereka dengan seluruh al-Qur’an, oleh karena itu imam Ahmad menyukai orang yang mengimami manusia untuk mengkhatamkan al-Qur’an. Ini termasuk jenis amal kaum salaf dalam kecintaan untuk mendengarkan seluruh al-Qur’an, akan tetapi ini bukan mengharuskan untuk membaca al-Qur’an dengan terburu-buru dan tidak perlahan-lahan, tidak memperhatikan kekhusyukan dan tuma’ninah, akan tetapi memperhatikan hal ini lebih utama daripada mengusahakan khatam al-Qur’an.

Sumber: Majmu’ Fataawaa wa Maqaalaat Mutanawwi’ah karya Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Juz: 15, hal.:  

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar