Soal: Allah mengutamakan bulan
Ramadhan mubarak dari bulan-bulan yang lainnya, dan sepuluh malam terakhir
bulan Ramadhan dari malam-malam seluruh tahun serta lailatul qadar yang dia
lebih baik dari seribu bulan. Apakah lailatul qadar ditentukan tanggalnya atau
berada di antara sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan?
Jawab:
Nabi SAW telah mengabarkan bahwa
lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan dan Nabi SAW
menjelaskan bahwa malam-malam ganjil lebih dikuatkan dari malam-malam yang
genap. Barangsiapa yang menghidupkan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan
niscaya dia akan mendapatinya. Telah shahih dari Rasulullah SAW bahwa beliau
bersabda:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang menghidupkan
malam pada malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala,
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Muttafaq alaihi. Maknanya: dia
menghidupkan malamnya dengan shalat dan seluruh ibadah dari membaca al-Qur’an,
doa, sedekah dan selainnya dengan keimanan bahwa Allah mensyariatkan itu dan
mengharapkan pahala di sisi-Nya, bukan karena riya’ dan bukan karena tujuan
lain dari tujuan-tujuan dunia, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.
Ini menurut
jumhur ahli ilmu dengan taqyid dia harus menjauhi dosa-dosa besar, karena Nabi
bersabda:
الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رمضان، مكفرات لما
بينهن ما اجتنبت الكبائر"
Shalat lima waktu, jumat ke jumat
dan Ramadhan ke Ramadhan penghapus apa yang ada antara keduanya selama dijauhi
dosa-dosa besar. Diriwayatkan oleh Muslim.
Kita memohon kepada Allah untuk
memberi taufik kepada kaum muslimin semuanya di setiap tempat untuk
menghidupkan malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala Allah,
sesungguhnya Allah maha dermawan dan maha mulia.
Sumber: Majmu’ Fataawaa wa
Maqaalaat Mutanawwi’ah karya Syeikh Bin Baaz juz 15, hal.: 430
Tidak ada komentar:
Posting Komentar