Sabtu, 13 Agustus 2011

Malam lailatul qadar seutama-utamanya malam




Soal: Bertepatan dengan malam lailatul qadar, kami mengharapkan dari yang mulia berbicara kepada kaum muslimin tentang moment ini.

Jawab:

Malam lailatu qadar adalah seutama-utamanya malam, Allah telah menurunkan al-Qur’an pada malam tersebut. Dan Allah mengabarkan bahwa malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan, dan malam tersebut malam yang barakah, diputuskan pada malam tersebut semua keputusan yang bijaksana, sebagaimana firman Allah dalam awal surat ad-Dukhan:
حم ﴿١﴾  وَالكِتٰبِ المُبينِ ﴿٢﴾  إِنّا جَعَلنٰهُ قُرءٰنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُم تَعقِلونَ ﴿٣﴾  وَإِنَّهُ فى أُمِّ الكِتٰبِ لَدَينا لَعَلِىٌّ حَكيمٌ ﴿٤﴾  أَفَنَضرِبُ عَنكُمُ الذِّكرَ صَفحًا أَن كُنتُم قَومًا مُسرِفينَ ﴿٥﴾  وَكَم أَرسَلنا مِن نَبِىٍّ فِى الأَوَّلينَ ﴿٦﴾
Haa Miim. Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (ad-Dukhan: 1-6).
Dan Allah berfirman:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ . سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”  (Al Qadar: 1 – 5).
Telah shahih dari Rasulullah SAW berkata:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang menghidupkan malam pada malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Muttafaq alaihi. Menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat, dzikir, doa membaca al-qur’an dan lainnya dari kebaikan.

Surat yang agung ini menunjukkan bahwa amal shaleh di malam tersebut adalah lebih baik dari amalan selama seribu bulan selain malam lailatul qadar. Ini keutamaan yang besar dan kasih sayang Allah untuk hamba-hamba-Nya. Selayaknya bagi kaum muslimin untuk mengagungkannya, menghidupkannya dengan ibadah. Nabi SAW telah mengabarkan bahwa malam lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan dan malam-malam ganjil lebih dimungkinkan terdapat lailatul qadar. Rasulullah berkata:
‏ ‏التمسوها في العشر الأواخر من رمضان ‏ ‏التمسوها  فى كل وتر.
Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, carilah pada setiap malam ganjil. Diriwayatkan oleh Bukhari. Hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah menunjukkan bahwa malam lailatul qadar berpindah-pindah pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan dan tidak pada satu malam tertentu terus menerus. Kadang di malam 21,kadang di malam 23, kadang di malam 25, kadang malam 27 dan ini malam yang paling diharapkan, kadang di malam 29 dan kadang di malam yang genap. Barangsiapa yang menghidupkan sepuluh malam semuanya dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, dia akan mendapati malam itu tanpa diragukan dan beruntung dengan apa yang Allah janjikan kepada pelakunya. Dan sungguh Nabi SAW mengkhususkan malam-malam ini dengan tambahan kesungguhan yang tidak beliau lakukan di 20 malam sebelumnya. Aisyah berkata: Nabi bersungguh sungguh pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan yang tidak beliau lakukan pada selainnya. Aisyah berkata: Rasulullah apabila masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat pinggangnya. Dan Rasulullah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan biasanya I’tikaf, dan Allah telah berfirman:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (al-Ahzab: 21).

Dan Aisyah bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, jika aku mendapati malam lailatul qadar, apa yang aku ucapkan? Rasulullah berkata: Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Pemaaf lagi Mulia yang menyukai ampunan, ampunilah kami. Diriwayatkan oleh Tirmidzi. Demikianlah para sahabat Nabi, para salaf mereka mengagungkan malam-malam ini dan bersungguh-sungguh dengan berbagai kebaikan.
Maka disyariatkan bagi kaum muslimin di setiap tempat untuk mencontoh Nabi mereka, para sahabat yang mulia dan para kaum salaf pilihan yang mana mereka menghidupkan malam-malam ini dengan shalat, membaca al-Qur’an, berdzikir dan ibadah dengan iman dan mengharapkan pahala sehingga mendapatkan keberuntungan dengan ampunan, penghapusan dosa dan terbebas dari neraka, sebagai keutamaan, kedermawanan dan kemuliaan dari Allah.

Al-Kitab dan as-Sunnah telah menunjukkan bahwa janji besar ini diperoleh dengan menjauhi dosa-dosa besar sebagaimana firman Allah:
إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم وندخلكم مدخلا كريما  .
Jika kamu menjauhi dosa dosa besar di antara dosa dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (an-Nisa’: 31). Dan Nabi bersabda:
الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رمضان، مكفرات لما بينهن ما اجتنبت الكبائر"
Shalat lima waktu, jumat ke jumat dan Ramadhan ke Ramadhan penghapus apa yang ada antara keduanya selama dijauhi dosa-dosa besar. Diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya.

Dan yang wajib diperingatkan bahwa sebagian kaum muslimin telah bersungguh-sungguh di bulan Ramadhan bertobat kepada Allah dari apa yang telah lalu dari dosa, kemudian setelah keluar Ramadhan kembali pada perbuatannya yang jelek, ini bahaya besar.
Wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati dari hal itudan hendaknya bertekat dengan tekat yang jujur untuk terus di atas ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan sebagaimana firman Allah kepada Nabi-Nya:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (al-Hijr: 99). Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (ali Imran: 102). Allah berfirman:
إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون، نحن أوليائكم في الحياة الدنيا وفى الآخرة ولكم فيها ما تشتهى أنفسكم ولكم فيها ما تدعون. نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ نُزُلاً مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kami lah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fushshilat: 30-32).
Makna ayat: sesungguhnya orang-orang yang mengetahui bahwa Robb mereka adalah Allah, mereka beriman kepada-Nya, mengikhlaskan ibadah untuk-Nya dan beristiqamah di atas hal itu, para malaikat memberi kabar gembira mereka ketika meninggal dunia bahwa mereka tidak perlu takut dan tidak perlu bersedih, sesungguhnya tempat kembali mereka adalah surga karena keimanan mereka, istiqamah mereka di atas ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta mengikhlaskan ibadah bagi Allah. Dan ayat-ayat yang semakna banyak sekali semuanya menunjukkan akan wajibnya mantap di atas kebenaran, istiqamah di atasnya, dan berhati-hati dari terus-menerus di atas kemaksiatan kepada Allah. Di antaranya firman Allah Ta’ala:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.  الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ . أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa mereka--dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Ali Imran: 133-136).

Maka kita memohon kepada Allah untuk memberi taufik kepada kita dan seluruh kaum muslimin pada malam-malam ini dan selainnya kepada apa yang Allah cintai dan Allah ridhai, dan semoga Allah melindungi kita semua dari kejelekan diri kita dan kejahatan amal kita, sesungguhnya Allah maha dermawan lagi maha mulia.

Sumber: Majmu’ Fataawaa wa Maqaalaat Mutanawwi’ah juz 15, hal.: 425-430

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar