Soal: Bertepatan dengan malam
lailatul qadar, kami mengharapkan dari yang mulia berbicara kepada kaum
muslimin tentang moment ini.
Jawab:
Malam lailatu qadar adalah
seutama-utamanya malam, Allah telah menurunkan al-Qur’an pada malam tersebut. Dan
Allah mengabarkan bahwa malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan, dan
malam tersebut malam yang barakah, diputuskan pada malam tersebut semua
keputusan yang bijaksana, sebagaimana firman Allah dalam awal surat ad-Dukhan:
حم ﴿١﴾ وَالكِتٰبِ المُبينِ
﴿٢﴾ إِنّا جَعَلنٰهُ قُرءٰنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُم
تَعقِلونَ ﴿٣﴾ وَإِنَّهُ فى أُمِّ الكِتٰبِ
لَدَينا لَعَلِىٌّ حَكيمٌ ﴿٤﴾ أَفَنَضرِبُ
عَنكُمُ الذِّكرَ صَفحًا أَن كُنتُم قَومًا مُسرِفينَ ﴿٥﴾ وَكَم أَرسَلنا مِن نَبِىٍّ فِى الأَوَّلينَ
﴿٦﴾
Haa Miim. Demi Kitab (Al Qur'an)
yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi
Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari
Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(ad-Dukhan: 1-6).
Dan Allah berfirman:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
. تَنَزَّلُ
الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ . سَلامٌ
هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al Qadar: 1 – 5).
Telah shahih dari Rasulullah SAW
berkata:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang menghidupkan
malam pada malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala,
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Muttafaq alaihi. Menghidupkan malam
lailatul qadar dengan shalat, dzikir, doa membaca al-qur’an dan lainnya dari
kebaikan.
Surat yang agung ini menunjukkan
bahwa amal shaleh di malam tersebut adalah lebih baik dari amalan selama seribu
bulan selain malam lailatul qadar. Ini keutamaan yang besar dan kasih sayang
Allah untuk hamba-hamba-Nya. Selayaknya bagi kaum muslimin untuk
mengagungkannya, menghidupkannya dengan ibadah. Nabi SAW telah mengabarkan
bahwa malam lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan
dan malam-malam ganjil lebih dimungkinkan terdapat lailatul qadar. Rasulullah berkata:
التمسوها في العشر
الأواخر من رمضان التمسوها فى كل وتر.
Carilah malam lailatul qadar pada
sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, carilah pada setiap malam ganjil. Diriwayatkan
oleh Bukhari. Hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah menunjukkan bahwa malam
lailatul qadar berpindah-pindah pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan
dan tidak pada satu malam tertentu terus menerus. Kadang di malam 21,kadang di
malam 23, kadang di malam 25, kadang malam 27 dan ini malam yang paling
diharapkan, kadang di malam 29 dan kadang di malam yang genap. Barangsiapa yang
menghidupkan sepuluh malam semuanya dengan penuh keimanan dan mengharapkan
pahala, dia akan mendapati malam itu tanpa diragukan dan beruntung dengan apa
yang Allah janjikan kepada pelakunya. Dan sungguh Nabi SAW mengkhususkan
malam-malam ini dengan tambahan kesungguhan yang tidak beliau lakukan di 20
malam sebelumnya. Aisyah berkata: Nabi bersungguh sungguh pada sepuluh hari
terakhir dari Ramadhan yang tidak beliau lakukan pada selainnya. Aisyah berkata:
Rasulullah apabila masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan menghidupkan
malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat
pinggangnya. Dan Rasulullah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan biasanya
I’tikaf, dan Allah telah berfirman:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة.
Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (al-Ahzab: 21).
Dan Aisyah bertanya kepada
Rasulullah, Wahai Rasulullah, jika aku mendapati malam lailatul qadar, apa yang
aku ucapkan? Rasulullah berkata: Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Ya
Allah, sesungguhnya Engkau Pemaaf lagi Mulia yang menyukai ampunan, ampunilah
kami. Diriwayatkan oleh Tirmidzi. Demikianlah para sahabat Nabi, para salaf
mereka mengagungkan malam-malam ini dan bersungguh-sungguh dengan berbagai
kebaikan.
Maka disyariatkan
bagi kaum muslimin di setiap tempat untuk mencontoh Nabi mereka, para sahabat
yang mulia dan para kaum salaf pilihan yang mana mereka menghidupkan
malam-malam ini dengan shalat, membaca al-Qur’an, berdzikir dan ibadah dengan
iman dan mengharapkan pahala sehingga mendapatkan keberuntungan dengan ampunan,
penghapusan dosa dan terbebas dari neraka, sebagai keutamaan, kedermawanan dan
kemuliaan dari Allah.
Al-Kitab
dan as-Sunnah telah menunjukkan bahwa janji besar ini diperoleh dengan menjauhi
dosa-dosa besar sebagaimana firman Allah:
إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم وندخلكم مدخلا كريما .
Jika kamu menjauhi dosa dosa
besar di antara dosa dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
(an-Nisa’: 31). Dan Nabi bersabda:
الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رمضان، مكفرات لما
بينهن ما اجتنبت الكبائر"
Shalat
lima waktu, jumat ke jumat dan Ramadhan ke Ramadhan penghapus apa yang ada antara
keduanya selama dijauhi dosa-dosa besar. Diriwayatkan oleh Muslim dalam
shahihnya.
Dan yang
wajib diperingatkan bahwa sebagian kaum muslimin telah bersungguh-sungguh di
bulan Ramadhan bertobat kepada Allah dari apa yang telah lalu dari dosa,
kemudian setelah keluar Ramadhan kembali pada perbuatannya yang jelek, ini
bahaya besar.
Wajib bagi
setiap muslim untuk berhati-hati dari hal itudan hendaknya bertekat dengan
tekat yang jujur untuk terus di atas ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan
sebagaimana firman Allah kepada Nabi-Nya:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan sembahlah Tuhanmu sampai
datang kepadamu yang diyakini (ajal). (al-Hijr: 99). Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (ali Imran: 102).
Allah berfirman:
إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا
ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون، نحن أوليائكم في الحياة الدنيا وفى الآخرة
ولكم فيها ما تشتهى أنفسكم ولكم فيها ما تدعون. نَحْنُ
أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي
أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ نُزُلاً مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ.
Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):
"Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu". Kami lah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di
akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh
(pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fushshilat: 30-32).
Makna ayat: sesungguhnya
orang-orang yang mengetahui bahwa Robb mereka adalah Allah, mereka beriman
kepada-Nya, mengikhlaskan ibadah untuk-Nya dan beristiqamah di atas hal itu,
para malaikat memberi kabar gembira mereka ketika meninggal dunia bahwa mereka
tidak perlu takut dan tidak perlu bersedih, sesungguhnya tempat kembali mereka
adalah surga karena keimanan mereka, istiqamah mereka di atas ketaatan dan
meninggalkan kemaksiatan serta mengikhlaskan ibadah bagi Allah. Dan ayat-ayat
yang semakna banyak sekali semuanya menunjukkan akan wajibnya mantap di atas
kebenaran, istiqamah di atasnya, dan berhati-hati dari terus-menerus di atas
kemaksiatan kepada Allah. Di antaranya firman Allah Ta’ala:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ
عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً
أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
. أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ.
Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa mereka--dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga
yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan
itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Ali Imran: 133-136).
Maka kita memohon kepada Allah
untuk memberi taufik kepada kita dan seluruh kaum muslimin pada malam-malam ini
dan selainnya kepada apa yang Allah cintai dan Allah ridhai, dan semoga Allah
melindungi kita semua dari kejelekan diri kita dan kejahatan amal kita,
sesungguhnya Allah maha dermawan lagi maha mulia.
Sumber: Majmu’ Fataawaa wa
Maqaalaat Mutanawwi’ah juz 15, hal.: 425-430
Tidak ada komentar:
Posting Komentar