Soal: Puasa Ramadhan apakah khusus untuk umat Muhammad atau
puasa ini juga ada pada umat terdahulu?
Jawab:
Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ
ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
﴿١٨٣﴾
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
(al-Baqrah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah lama yang
diwajibkan kepada umat sebelum kita sebagaimana diwajibkan kepada kita. Akan
tetapi apakah mereka puasa di bulan Ramadhan atau selainnya? Ini aku tidak
mengetahui nashnya dari Nabi SAW .
Adapun keutamaan Ramadhan dan keistimewaannya banyak sekali
diantaranya apa yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abu Hurairah dari Nabi SAW
bersabda: Diberikan kepada umatku pada bulan Ramadhan lima keistimewaan yang
tidakdiberikan kepada umat sebelumnya: bau mulut seorang yang puasa lebih harum
di sisi Allah dari minyak misk, para malaikat memintakan ampun seorang yang
puasa sampai berbuka, terikatnya setan sehingga tidak bisa menggodanya
sebagaimana bisa menggoda selainnya, setiap hari Allah menghiasi surga dan
berkata: hampis saja hamba-hambaKu yang
shalih yang menjauhkan diri dari makanan dan gangguan akan memasukimu, dan
Allah mengampuni mereka di akhir malam,ada yang berkata: apakah malamitu malam
lailatul qadar? Rasulullah berkata: Tidak, akan tetapi seorang pekerja
diberikan upahnya setiap selesai bekerja”.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Sifat-sifat ini diterangkan oleh Nabi termasuk keistimewaan
umat ini. Rasulullah juga bersabda:
Barangsiapa puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala
diampuni dosa dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat malam di
bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala diampuni dosa
dosanya yang telah lalu. Danbarangsiapa yang shalat malam pada malam lailatul
qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala diampuni dosanya yang telah
lalu. Muttafaq alaihi.
Rasulullah bersabda: Carilah malam lailatul qadar pada
sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Muttafaq alaihi.
Dan Rasulullah apabila memasuki sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam harinya dan
membangunkan keluarganya. Muttafaq alaihi.
Sumber: Majmu’ fataawaa wa maqaalaat mutanawwi’ah karya Syeikh
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar