Minggu, 24 Juli 2011

Kewajiban puasa bukan khusus bagi umat Muhammad



Soal: Puasa Ramadhan apakah khusus untuk umat Muhammad atau puasa ini juga ada pada umat terdahulu?

Jawab:
Allah berfirman:
  يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (al-Baqrah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah lama yang diwajibkan kepada umat sebelum kita sebagaimana diwajibkan kepada kita. Akan tetapi apakah mereka puasa di bulan Ramadhan atau selainnya? Ini aku tidak mengetahui nashnya dari Nabi SAW .

Adapun keutamaan Ramadhan dan keistimewaannya banyak sekali diantaranya apa yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abu Hurairah dari Nabi SAW bersabda: Diberikan kepada umatku pada bulan Ramadhan lima keistimewaan yang tidakdiberikan kepada umat sebelumnya: bau mulut seorang yang puasa lebih harum di sisi Allah dari minyak misk, para malaikat memintakan ampun seorang yang puasa sampai berbuka, terikatnya setan sehingga tidak bisa menggodanya sebagaimana bisa menggoda selainnya, setiap hari Allah menghiasi surga dan berkata:  hampis saja hamba-hambaKu yang shalih yang menjauhkan diri dari makanan dan gangguan akan memasukimu, dan Allah mengampuni mereka di akhir malam,ada yang berkata: apakah malamitu malam lailatul qadar? Rasulullah berkata: Tidak, akan tetapi seorang pekerja diberikan upahnya setiap selesai bekerja”.  Diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Sifat-sifat ini diterangkan oleh Nabi termasuk keistimewaan umat ini. Rasulullah juga bersabda:  Barangsiapa puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala diampuni dosa dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala diampuni dosa dosanya yang telah lalu. Danbarangsiapa yang shalat malam pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala diampuni dosanya yang telah lalu. Muttafaq alaihi.

Rasulullah bersabda: Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Muttafaq alaihi.

Dan Rasulullah apabila memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam harinya dan membangunkan keluarganya. Muttafaq alaihi.

Sumber: Majmu’ fataawaa wa maqaalaat mutanawwi’ah karya Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz 

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar